Dalam langkah-langkah dan interaksi sosial, stratifikasi sosial mempunyai dua komponen pokok, yaitu status dan peranan. Status dan tugas mempunyai hubungan yang erat dan sulit sekali untuk dipisahkan alasannya merupakan bagian penentu bagi penempatan seseorang dalam strata tertentu di penduduk .
Status atau kedudukan mampu memberikan imbas, kehormatan, kewibawaan pada seseorang. Adapun peranan ialah perilaku dan langkah-langkah seseorang yang mengandung status dalam kehidupan masyarakat. Di dalam penduduk , dengan adanya perbedaan status dan peran sosial akan muncul perbedaan sikap yang tampakdalam gaya hidup, utamanya dalam hal-hal berikut.
a) Cara Berpakaian
- Kelas atas berkecenderungan berpakaian yang mengacu pada karya perancang mode populer.
- Kelas menengah cenderung berpakaian yang mengacu pada karya perancang mode dalam negeri.
- Kelas bawah berorientasi pada pakaian jadi atau grosiran.
b) Cara Berkendaraan
- Kelas atas berkendaraan kendaraan beroda empat pribadi yang glamor dengan sopir pribadi.
- Kelas menengah berkendaraan mobil yang sederhana dengan menyetir sendiri.
- Kelas bawah berkendaraan dengan menggunakan kendaraan umum.
c) Cara Bermukim
- Kelas atas tinggal di perumahan dan apartemen mewah.
- Kelas menengah tinggal di kompleks perumahan KPR yang layak huni.
- Kelas bawah tinggal di kompleks perumahan tipe 21 atau rumah sederhana yang berada di bawahnya.
d) Cara Berbelanja
- Kelas atas berbelanja di sentra-pusat belanja terbaru dan pribadi.
- Kelas menengah berbelanja di pasar supermarket biasa.
- Kelas bawah berbelanja di pasar tradisional.
e) Cara Berekreasi
- Kelas atas berekreasi ke mancanegara.
- Kelas menengah berekreasi ke daerah tujuan rekreasi dalam negeri.
- Kelas bawah berekreasi ke lokasi hiburan setempat di daerah sendiri.
Penjelasan perihal gaya hidup tersebut merupakan gaya hidup ideal yang didasarkan pada status dan peranannya. Akan namun, dalam kehidupan nyata tidak jarang orang kaya yang menerapkan gaya hidup sederhana.
Jadi, tidak semua status dan peranannya diukur dengan melihat pola hidup. Seperti sudah dijelaskan bahwa diferensiasi sosial yakni pengelompokan masyarakatke dalam kelas-kelas secara horizontal yang didasarkan atas komponen-bagian kehidupan sosial tertentu, mirip ras, suku bangsa, agama, jenis kelamin, usia, dan profesi, dalam arti bahwa komponen-komponen tersebut mempunyai derajat yang serupa.
Namun, dalam kondisi tertentu, pengelompokan tersebut mengakibatkan timbulnya perbedaan-perbedaan sosial yang dimanifestasikan dalam bentuk ketimpangan sosial. Adapun ketimpangan sosial yang muncul balasan diferensiasi sosial antara lain sebagai berikut.
- Diskriminasi ras, jenis kelamin, dan profesi.
- Etnosentrisme, adalah pandangan bahwa golongan sendiri merupakan sentra semuanya, dan golongan lain akan selalu dibandingkan dan dinilai menurut tolok ukur kalangan sendiri. Akibatnya, timbul dugaan buruk terhadap kalangan lain yang tidak cocok.
- Disharmoni kehidupan agama, yakni adanya fanatisme yang berlebihan yang mengakibatkan rendahnya kesadaran dan toleransi beragama. Contohnya, peledakan bom bunuh diri di daerah-kawasan lazim. Sebenarnya peristiwa tersebut dilatarbelakangi oleh kepentingan politik, tetapi sering dikondisikan sebagai kepentingan agama.
- Benturan kepentingan antargolongan yang mengarah pada terjadinya kontradiksi dan pertentangan balasan terjadi kompetisi yang tidak sehat. Contohnya, benturan kepentingan antarpartai politik untuk memperoleh bunyi terbanyak dalam Pemilu.