Dalam kehidupan sosial setiap individu melakukan relasi yang saling imbas-memengaruhi dengan individu lain. Hubungan ini umumdisebut dengan interaksi sosial. Adanya interaksi sosial yang tepat dengan nilai dan norma diyakini bisa membentuk keteraturan sosial. Oleh sebab itu, perlu dilaksanakan suatu kehidupan normatif dalam bermasyarakat. Inilah citra sederhana ihwal hubungan interaksi sosial dengan terbentuknya keteraturan sosial dalam penduduk .
Keteraturan Sosial
Pola Interaksi Sosial yang Membentuk Keteraturan Sosial
a. Kerja Sama (cooperation)
- Bergaining (tawar-menawar) yaitu pelaksanaan perjanjian perihal pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.
- Cooptation (kooptasi) yakni proses penerimaan. Unsur-bagian baru oleh pemimpin atau organisasi selaku salah satu cara untuk menyingkir dari terjadinya keguncangan dalam organisasi.
- Condution (keadaan) yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih dengan tujuan yang serupa. Awalnya dapat menimbulkan keadaan yang tidak stabil, dikarenakan perbedaan struktur. Namun, tujuan khususnya untuk meraih tujuan bareng , sehingga terbentuklah kolaborasi.
- Joint-Venture (perjuangan patungan) yaitu kolaborasi dalam pebisnis proyek-proyek tertentu.
b. Akomodasi (Accomodation)
Sebagai individu yang mendambakan sebuah kedamaian dalam bentuk keteraturan penduduk , acap kali kita berupaya menyamakan kepentingan kita dengan orang lain. Walaupun kadang kala kepentingan tersebut jauh dari apa yang kita kehendaki.
Pengorbanan ini dijalankan sebagai upaya untuk meminimalisir ketegangan yang terjadi akhir perbedaan. Proses ini dalam sosiologi dinamakan sebagai bentuk akomodasi. Dengan kata lain, kemudahan merupakan suatu proses penyesuaian antara individu dengan individu, individu dengan kalangan, atau kalangan dengan kalangan guna meminimalisir, menangkal, atau mengatasi ketegangan dan kesemrawutan.
Menurut Kimball Young yang dikutip oleh Soerjono Soekanto (1987), kata akomodasi memiliki dua pemahaman. Pertama, kemudahan menunjuk pada sebuah kondisi. Artinya, sebuah kenyataan adanya keseimbangan dalam berinteraksi yang dilandasi dengan nilai dan norma yang ada. Kedua, akomodasi selaku proses.
Sebagai proses, akomodasi mengarah pada usaha-perjuangan manusia untuk meredakan suatu pertentangan dalam rangka mencapai keseimbangan. Dalam kehidupan sehari-hari fasilitas dapat pula diartikan selaku suatu proses akad antara kedua belah pihak yang tengah bersengketa yang bersifat darurat (sementara) dengan tujuan mengurangi ketegangan.
Berdasarkan tujuan itulah, proses fasilitas, dibedakan menjadi beberapa bentuk antara lain pemaksaan (coersion), kompromi (compromise), penggunaan jasa mediator (mediation), penggunaan jasa penengah (arbitrase), peradilan (adjudication), toleransi, dan stalemate.
c. Asimilasi (Assimilation)
Pernahkah kau melihat pentasbarongsai? Biasanya pertunjukan barongsai sering digelar pada peringatan tahun baru Cina. Pertunjukan barongsai ialah salah satu hasil asimilasi di Indonesia. Dengan kata lain, proses asimilasi menunjuk pada pembauran dua kebudayaan yang berbeda. Selain barongsai, perkawinan campur antardua warga negara yang berlawanan pun termasuk asimilasi.
Lantas, apa itu proses asimilasi? Pada biasanya proses asimilasi menunjuk suatu proses yang ditandai adanya usaha menghemat perbedaan yang terdapat di antara beberapa orang atau kelompok serta perjuangan menyamakan perilaku, mental, dan langkah-langkah demi tercapainya tujuan bersama.
Oleh kesannya, proses ini termasuk dalam proses asosiatif. Di mana masingmasing pihak saling memerlukan dengan tujuan membentuk kehidupan baru yang saling menguntungkan serta membentuk corak kehidupan yang berbeda. Menurut Prof. Koentjaraningrat terdapat beberapa syarat terjadinya asimilasi. Syarat-syarat tersebut antara lain:
- Adanya kelompok-kalangan insan yang berlainan kebudayaan.
- Adanya interaksi yang eksklusif dan intensif untuk waktu yang usang dalam kalangan tersebut.
- Sebagai kesannya maka kebudayaan dari masing-masing golongan berganti dan saling menyesuaikan.