Mungkin masih segar dalam ingatan Anda wacana pertentangan antara Indonesia dan Malaysia pada pertengahan tahun 2005. Malaysia mengklaim daerah Blok Ambalat yang merupakan bagian dari Kepulauan Nusantara.
Konflik tersebut sudah menyulut amarah bangsa Indonesia yang bersatu gotong royong melawan perilaku pemerintahan Malaysia. Sebelumnya, penduduk Indonesia sedang mengalami krisis kesatuan dan persatuan nasional balasan pergolakan politik yang terus terjadi selama periode reformasi.
Contoh tersebut ialah salah satu akibat faktual dan negatif yang ditimbulkan oleh adanya pertentangan. Konflik mempunyai fungsi bagi kehidupan masyarakat. Meskipun demikian, pertentangan banyak juga menyebabkan bentuk-bentuk negatif dalam interaksi sosial.
Konflik mampu berfungsi selaku aspek positif yang berpengaruh konstruktif (membangun) dan aspek negatif yang bersifat destruktif (perusak) bagi modal kedamaian sosial. Secara kasatmata, konflik mampu berfungsi sebagai pendorong berkembang kembangnya modal kedamaian sosial alasannya mampu meningkatkan solidaritas di antara anggota kalangan.
Seperti dinyatakan para andal sosiologi Parsons, Jorgensen, dan Hernandez, faedah konflik ialah:
- pertentangan dapat memajukan kohesivitas golongan;
- memunculkan info-berita dan impian-cita-cita yang terpendam;
- memperjelas batas-batas dan norma-norma golongan;
- mempertegas tujuan yang akan dicapai.
Selain itu, pertentangan juga mampu bersifat destruktif terhadap keutuhan kelompok dan integrasi sosial masyarakat dalam skala yang lebih luas. Jika melebihi batas toleransi dan kapasitas pihak-pihak yang terlibat serta tidak secepatnya dicarikan solusinya, pertentangan dapat menjurus pada “disintegrasi” sosial.
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa terjadinya pertentangan banyak mengakibatkan bentuk-bentuk negatif dalam interaksi sosial. Akan tetapi, pertentangan juga memiliki fungsi konkret bagi kehidupan masyarakat. Berikut ini akan diuraikan balasan-akibat dari konflik.
1. Akibat negatif dari adanya konflik.
- Retaknya persatuan kalangan. Hal ini terjadi kalau terjadi kontradiksi antaranggota dalam satu kalangan.
- Perubahan kepribadian individu. Pertentangan di dalam golongan atau antarkelompok dapat menimbulkan individuindividu tertentu merasa depresi sehingga mentalnya tersiksa.
- Dominasi dan takluknya salah satu pihak. Hal ini terjadi jika kekuatan pihak-pihak yang berselisih tidak sebanding, akan terjadi dominasi oleh satu pihak terhadap pihak lainnya. Pihak yang kalah menjadi takluk secara terpaksa, bahkan sering kali menimbulkan kekuasaan yang sewenang-wenang (dalam politik) atau monopoli (dalam ekonomi).
- Banyaknya kerugian, baik harta benda maupun jiwa, balasan kekerasan yang ditonjolkan dalam penyelesaian suatu konflik.
- Konflik mampu memajukan solidaritas di antara anggota kelompok, contohnya apabila terjadi pertengkaran antarkelompok, anggota-anggota dari setiap golongan tersebut akan bersatu untuk menghadapi lawan kelompoknya.
- Konflik berfungsi selaku alat perubahan sosial, contohnya anggota-anggota kalangan atau penduduk yang berseteru akan menilai dirinya sendiri dan mungkin akan terjadi pergantian dalam dirinya.
- Munculnya langsung-langsung atau mental-mental masyarakat yang tahan uji dalam menghadapi segala tantangan dan persoalan yang dihadapi sehingga dapat lebih mendewasakan masyarakat.
- Dalam diskusi ilmiah, lazimnya perbedaan pertimbangan justru diharapkan untuk melihat kekurangan-kekurangan suatu pendapat sehingga dapat ditemukan pertimbangan atau pilihanpilihan yang lebih kuat sebagai jalan keluar atau pemecahan sebuah masalah.