Secara teoritis dalam mempelajari geografi perlu dijiwai oleh prinsip-prinsip geografi yang mencakup prinsip distribusi, prinsip interrelasi, prinsip deskripsi, dan prinsip korologi.
1. Prinsip Distribusi
Prinsip ini pada hakikatnya adalah terjadi persebaran gejala-tanda-tanda geosfer yang ada di permukaan bumi, di mana distribusi (penyebarannya) berlainan antara satu tempat dengan tempat yang lain. Gejala geografi baik yang menyangkut kondisi fisik maupun sosial tersebar luas di permukaan bumi, namun penyebarannya tidaklah merata antara kawasan satu dengan daerah lainnya.
Dengan jalan menggambarkan dan memerhatikan persebaran tanda-tanda-tanda-tanda geografi di permukaan bumi maka dapat diungkapkan dilema-duduk perkara yang berkaitan dengan tanda-tanda dan fakta tersebut, bahkan berikutnya mampu digunakan untuk meramalkan keadaan pada era yang mau datang.
Prinsip distribusi dalam ruang ini menjadi kunci pertama dalam studi geografi. Berdasarkan pada prinsip distribusi ini, selanjutnya mampu ditetapkan prinsip-prinsip lainnya. Sebagai pola persebaran kandungan minyak bumi dan gas di daerah Indonesia tidaklah merata, lebih banyak terfokus di wilayah Indonesia bab barat, sedangkan di daerah Indonesia bab timur lebih banyak mengandung materi mineral.
2. Prinsip Interrelasi
Prinsip ini menyatakan bahwa terdapat korelasi antara gejala geografi yang satu dengan gejala geografi yang lain di paras bumi. Oleh karena itu sehabis dilihat persebaran gejala geografi dalam satu ruang atau kawasan tertentu maka dapat pula diungkapkan korelasi antara gejala geografi satu dengan tanda-tanda geografi lainnya.
Selain itu dapat pula diungkapkan kekerabatan antara gejala-gejala yang ada di permukaan bumi. Misalnya relasi antara gejala fisik dengan tanda-tanda fisik, antara tanda-tanda fisik dengan tanda-tanda sosial dan antara gejala sosial dengan tanda-tanda sosial.
Dari interrelasi tersebut dapat diungkapkan karakteristik geografi dari suatu kawasan. Sebagai teladan, perjuangan pembukaan lahan di hutan untuk kebutuhan area pertambangan akan menyebabkan terjadinya penebangan hutan dan berubahnya ekosistem satwa dan tanaman di area hutan tersebut.
3. Prinsip Deskripsi
Prinsip ini pada intinya menunjukkan klarifikasi yang lebih mendalam wacana karakteristik yang spesifik pada tanda-tanda geografi. Gejala geografi berdimensi titik, garis, bidang, dan ruang. Prinsip deskripsi ini tidak saja dikerjakan dengan memakai uraian dan peta melainkan juga mampu dilaksanakan dengan memakai diagram, grafik, maupun tabel.
Bentuk-bentuk deskripsi mesti mampu memperlihatkan klarifikasi kepada para pembaca agar mampu mengetahui ihwal makna yang dibahas. Prinsip deskripsi digunakan untuk menjelaskan karakteristik gejala geografi yang dipelajari, hubungan antargejala, dan distribusi keruangannya.
Dalam geografi urutan kegiatannya antara lain pengumpulan data, pembagian terstruktur mengenai data, pemetaan, deskripsi tiap satuan pemetaan. Makara deskripsi baru mampu dibuat setelah dijalankan pemetaan tentang kajian geografi yang dimaksud.
4. Prinsip Korologi
Prinsip ini menyaksikan urusan geografi dari sudut pandang persebaran, interelasi dan interaksinya dalam sebuah wilayah (region) dan ruang tertentu. Ruang ini menunjukkan karakteristik kesatuan gejala geografi, kesatuan fungsi, dan kesatuan bentuk.
Misal kita menyaksikan definisi bumi, tidak hanya mencakup bagian luar dari kerak bumi tetapi meliputi pula lapisan atmosfer yang mengelilinginya, termasuk air yang ada di bumi, baik air yang ada di permukaan bumi maupun air tanah, serta makhluk hidup yang ada di dalamnya.
Secara keseluruhan mampu dikemukakan bahwa dalam mengkaji tanda-tanda geografi pada suatu daerah baik sempit maupun luas harus ditunjukkan tentang persebaran gejala geografi, interrelasi antargejala, deskripsi masingmasing tanda-tanda dan hubungan keruangannya.