Investasi ialah pengeluaran modal untuk pembelian aset (asset) fisik mirip pabrik, mesin, peralatan, dan persediaan, adalah investasi fisik atau rill. Dalam analisis ekonomi, istilah investasi utamanya dihubungkan dengan investasi fisik.
Investasi fisik menciptakan aset baru yang mau memperbesar kapasitas produksi suatu negara, sementara investasi keuangan hanya memindahkan kepemilikan dari yang ada dari seseorang atau lembaga kepada lainnya.
1. Nilai Waktu dari Uang
Investasi yang dilakukan saat ini tidak serta merta menciptakan pemasukan ketika ini juga, namun memerlukan waktu. Semakin tinggi jumlah investasi yang ditanamkan, tenggang waktunya kian panjang. Misalnya, seorang pebisnis restoran ingin menambahusahanya dengan membeli gedung gres, meja makan, dan perlengkapan-perlengkapan baru.
Membutuhkan waktu kurang dari satu tahun untuk mewujudkan keinginannya. Contoh lain seorang usahawan garmen ingin memperluas usahanya dengan membeli mesin-mesin gres, memperluas area pabrik. Ia memerlukan waktu yang relatif lebih usang daripada pebisnis kedai makanan.
Oleh karena itu, usulanpokok dari keputusan investasi ialah berapa nilai kini (present value) dari duit yang mau kita dapatkan pada kurun mendatang atau berapa nilai duit kurun mendatang (future value) dari jumlah yang diinvestasikan ketika ini.
a. Nilai Sekarang (Present Value)
Misalnya, Andhika ditawari sebuah planning perjuangan dengan investasi awal sebesar Rp100 juta. Berdasarkan proposal, lima tahun kemudian nilai nominal uang yang dia peroleh adalah Rp161 juta. Hal yang menjadi pertanyaan Andhika, apakah nilai Rp161 juta lima tahun mendatang lebih besar daripada Rp100 juta dikala ini? Jika ya, tawaran tersebut diterima, dan jika sebaliknya, ajuan tersebut ditolak.
b. Nilai Masa Mendatang (Future Value)
Dalam kasus Andhika tersebut, kalau dilihat dari nilai duit masa mendatang, dasar pengambilan keputusan kepada anjuran yang ditawarkan ialah berapa nilai lima tahun mendatang dari uang yang diinvestasikan dikala ini. Jika nilai Rp161 juta lima tahun mendatang lebih besar ketimbang nilai masa mendatang yang diharapkan, tawaran usaha tersebut diterima. Sebaliknya, kalau Rp161 juta lebih kecil dari nilai yang diharapkan, tawaran ditolak.
2. Kriteria Investasi
Ada empat tolok ukur investasi yang digunakan untuk memutuskan diterima atau ditolaknya rencana investasi, yaitu sebagai berikut.
a. Payback Period (Periode Pulang Pokok)
Payback Period (masa pulang pokok) yakni waktu yang diharapkan biar investasi yang direncanakan dapat dikembalikan atau waktu yang dibutuhkan untuk meraih titik impas.
b. Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio)
Benefit/Cost Ratio (B/C ratio) digunakan untuk mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibanding hasil (output) yang diperoleh. Jika nilai B/C = 1, output yang dihasilkan sama dengan ongkos yang dikeluarkan. Jika nilai B/C < 1 dan B < C artinya output yang dihasilkan lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan, dan sebaliknya. Umumnya proposal investasi diterima jika B/C > 1, sebab output yang dihasilkan lebih besar dari ongkos yang telah dikeluarkan.
c. Net Present Value (NPV)
Untuk membuat hasil investasi lebih akurat, akan lebih baik memperhitungkan nilai waktu dari uang. Karena bisa saja sebuah proposal proyek, berdasarkan nilai nominal menghasilkan B/C > 1, namun nilai sekarangnya sangat kecil.
Melalui net present value kita dapat langsung menghitung selisih nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih. Suatu proposal akan diterima jika NPV > 0, karena nilai kini dari penerimaan total lebih besar dibandingkan dengan nilai kini dari biaya total.
d. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) yakni tingkat pengembalian nilai investasi, dijumlah pada dikala NPV sama dengan nol. Keputusan menerima atau menolak rencana investasi dijalankan berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang diharapkan (r).
3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tingkat Investasi
Sebagai sebuah keputusan yang rasional, investasi sungguh ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu selaku berikut.
a. Tingkat Pengembalian yang Diharapkan
1) Kondisi Internal Perusahaan
Kondisi internal perusahaan ialah faktor-faktor yang berada di bawah kontrol perusahaan, misalnya tingkat efisiensi, kualitas SDM, dan teknologi yang digunakan.
2) Kondisi Eksternal Perusahaan
Kondisi eksternal perusahaan, di antaranya tentang perkiraan tingkat bikinan, perkembangan ekonomi domestik maupun internasional, kebijakan pemerintah, dan faktor sosial politik.
b. Tingkat Bunga
Hal yang paling memilih besarnya tingkat bunga selaku ongkos investasi ialah tingkat bunga pinjaman. Semakin tinggi tingkat bunganya, biaya investasi semakin mahal, akibatnya minat berinvestasi makin menurun.