Faktor Pendorong Interaksi Sosial

Terjadinya interaksi sosial bermula dari individu melaksanakan tindakan sosial terhadap orang lain. Tindakan sosial ialah tindakan-perbuatan yang ditunjukkan atau dipengaruhi orang lain untuk maksud serta tujuan tertentu. 

Sebagai pola, seorang anak melempar watu di sungai. Tindakan ini bukanlah tindakan sosial. Berbeda apabila di sungai tersebut ada seseorang yang tengah memancing. Tindakan tersebut dibilang tindakan sosial (social action). Hal ini disebabkan tindakan melempar batu di sungai dilakukan memiliki tujuan tertentu serta mampu menimbulkan reaksi dari individu lain. 

Terjadinya interaksi sosial bermula dari individu melakukan tindakan sosial terhadap orang Faktor Pendorong Interaksi Sosial

Semua langkah-langkah sosial melahirkan adanya aksi atau efek dari individu satu serta adanya reaksi atau terpengaruh dari individu lain. Karena adanya sifat imbas memengaruhi satu sama lain, maka tindakan ini menimbulkan korelasi sosial. Jika korelasi sosial tersebut berlangsung secara timbal balik maka akan mengakibatkan terjadinya interaksi sosial. Selain itu, hadirnya interaksi sosial mampu pula didorong oleh aspek-faktor tertentu.

Manusia yakni makhluk sosial. Setujukah kau dengan pernyataan tersebut? Sebagaimana makhluk sosial, insan tidak dapat hidup sendiri tanpa eksistensi orang lain. Oleh sebab itulah, insan senantiasa menyelenggarakan interaksi dengan manusia lainnya. Selain membutuhkan orang lain, insan melaksanakan interaksi terdorong adanya aspek-faktor tertentu. Faktor-aspek tersebut antara lain sugesti, artifisial, simpati, identifikasi, motivasi, dan tenggang rasa. 

a. Sugesti 

Sugesti biasanya berupa imbas psikis yang ada pada seseorang yang berasal dari diri sendiri ataupun orang lain alasannya adalah adanya doktrin kepada sesuatu hal dari orang yang dipercayai. Pengaruh ini umumnya tiba secara datang-datang dan tanpa adanya anutan apalagi dulu. 

Hal ini disebabkan imbas tersebut membangkitkan emosi spontan yang menciptakan terhambatnya rasional seseorang. Kondisi ini biasanya terjadi dikala seseorang sedang mengalami sebuah kebingungan, kesedihan, kekhawatiran, kekalutan, dan lain-lain. 

Oleh jadinya, individu tersebut akan mendapatkan masukan orang lain tanpa pikir panjang. Sebagai contohnya, karena telah terlalu lama larut dalam kebimbangan akan penyakit ayahnya yang tidak kunjung sembuh, Rosyid tiba terhadap Pak Didin mantan dosennya sewaktu kuliah. Beliau menyarankan semoga Rosyid menjinjing ayahnya ke pengobatan alternatif. 

Rosyid pun menerima rekomendasi tersebut. Peristiwa ini dinamakan sugesti. Lantas, apakah sugesti? Proses sugesti diartikan sebagai sebuah proses bantuan pandangan atau pengaruh oleh seseorang terhadap orang lain dengan cara tertentu sehingga persepsi atau efek tersebut dibarengi tanpa berpikir panjang. Seperti yang telah terjadi pada Rosyid. 

b. Imitasi 

Sebagai seorang calon sosiolog, pernahkah kamu memperhatikan lingkungan sekitarmu? Fenomena-fenomena apa yang sedang terjadi? Pernahkah kau melihat seseorang berpenampilan bak seorang selebriti? Atau seorang yang seperti dengan artis populer mulai dari penampilan, gaya rambut, gaya hidup serta tingkah lakunya? Proses ini secara sosiologis dinamakan artifisial. 

Imitasi pada hakikatnya adalah proses mencar ilmu seseorang dengan cara meniru atau mengikuti sikap orang lain. Dalam hal ini bukan cuma perilaku yang ditiru tetapi penampilan (performance), tingkah laris (behaviour), maupun gaya hidup (life style), bahkan apa saja yang dimiliki orang tersebut. Seperti pada acuan di atas, pada dasarnya saat seseorang melaksanakan peniruan terhadap sesuatu yang menarik dari orang yang dikagumi akan muncul suatu pujian dalam jiwa orang yang bersangkutan. 

Selain peniruan kepada acuan pikir dan sikap orang lain, artifisial mampu pula berwujud peniruan kepada benda-benda hasil karya atau artefak. Masih ingat, lukisan Monalisa yang tersebar di dunia adalah salah satu wujud imitasi terhadap bendabenda hasil karya. Tidak mampu dimungkiri, melalui proses imitasi seseorang dapat berguru nilai dan norma dalam penduduk . Namun, dapat pula menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku. 

c. Identifikasi 

Proses kenali berawal dari rasa kekaguman seseorang kepada tokoh idolanya. Namun, lambat laun kekaguman tersebut mendorong seseorang untuk menjadikan dirinya sama atau identik dengan tokoh tersebut. Dalam proses ini seseorang tidak sekadar memalsukan gaya hidup, tingkah laku ataupun perbuatan sang idolanya. 

Namun, menempatkan dogma dan nilai yang dianut sang idola menjadi doktrin dan nilainya sendiri. Oleh alhasil, dalam kenali seseorang mengenal betul tokoh idolanya. Pada dasarnya, proses kenali jauh lebih mendalam daripada palsu. Berdasarkan pembahasan di atas, pernahkah kau melakukan identifikasi? Coba, ceritakan di depan kelas! Sebagai contoh, Aldo salah satu penggemar grup band Slank. 

Sikap serta kepercayaan setiap anggota Slank seakan-akan sudah menjadi bab hidup Aldo. Paham serta pandangan band Slank menjadi falsafah hidupnya. Lirik lagunya bagaikan mantra yang selalu dibawa ke mana pun Aldo pergi. Sedapat mungkin, Aldo menyamakan diri dengan anggota grup musik Slank. Proses inilah yang dinamakan kenali. 

d. Simpati 

Jika kita merenungkan keadaan bangsa Indonesia ketika ini, memang inilah saatnya kita kembali ingat kepada Yang Kuasa. Bencana datang silih berubah menerjang bangsa ini. Mulai dari angin ribut, longsor, gempa, sampai tsunami di mana menelan korban jiwa yang tidak sedikit. 

Pada tanggal 26 Desember 2004 bencana tsunami di Aceh, 21 Februari 2005 longsor sampah di Cimahi, 14 Mei 2006 Gunung Merapi memperlihatkan aktivitasnya, 27 Mei 2006 gempa tektonik di Yogya dan Jawa Tengah, 20 Juni 2006 longsor dan banjir bandang di Sinjai, Sulawesi Selatan. Sebagian besar dari mereka kehilangan harta benda, tempat tinggal, bahkan sanak saudara mereka. 

Kehidupan mereka berubah drastis. Mereka mesti hidup di daerah pengungsian dengan keadaan yang memprihatinkan. Melalui insiden ini, rasa simpati kita selaku insan tergugah. Tidak jarang hati kita ikut mencicipi kesedihan mereka. Oleh alasannya adalah perasaan-perasaan tersebut, kita melakukan tindakan-tindakan untuk meringankan beban penderitaan para korban. 

Proses inilah yang disebut simpati. Sekilas simpati tampak sama dengan identifikasi karena menuntun seseorang untuk memosisikan diri pada keadaan orang lain. Hanya saja, dalam simpati perasaan yang memegang peranan. Walaupun demikian, dorongan utama adalah bekerja sama dengan pihak lain tanpa menatap status sosialnya. Selain itu, simpati mampu menjadi dorongan yang sungguh besar lengan berkuasa pada diri seseorang untuk melaksanakan kontak dan komunikasi dengan orang lain.

e. Motivasi 

Motivasi dalam sebuah interaksi sosial merupakan dorongan yang mendasari seseorang untuk melaksanakan perbuatan menurut pertimbangan rasionalistis. Sebagai contohnya, seseorang bersusah payah siang dan malam bermaksud untuk memadai kebutuhan keluarganya. Motivasi dalam diri seseorang mampu timbul disebabkan faktor atau pengaruh dari orang lain sehingga individu melakukan kontak dengan orang lain. 

f. Empati 

Dalam hal ini, rasa empati ialah rasa haru ketika seseorang menyaksikan orang lain mengalami sesuatu yang mempesona perhatian. Empati ialah kelanjutan rasa simpati yang berupa perbuatan kasatmata untuk merealisasikan rasa simpatinya. Sebagai misalnya, dikala melihat para korban bencana gempa di Yogya, tanpa sadar air mata kita menetes, seolah-olah kita mencicipi penderitaan mereka. Segala bentuk sumbangan akan kita lakukan untuk menolong mereka. Tindakan ini dalam sosiologi dinamakan empati.

Baca Juga
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url