Pengertian Sosiologi dan Sejarahnya

Istilah sosiologi berasal dari bahasa Latin, adalah dari kata socius dan logos (Soerjono Soekanto: 1987). Socius artinya teman atau mitra dapat juga diartikan sebagai pergaulan hidup insan atau masyarakat dan logos artinya mengatakan, mengajar atau ilmu. 


Istilah sosiologi berasal dari bahasa Latin Pengertian Sosiologi dan Sejarahnya

Dengan demikian, secara sederhana sosiologi mempunyai arti ilmu ihwal kekerabatan antarteman. Secara umum, sosiologi ialah ilmu wacana masyarakat. Oleh alasannya adalah definisi tersebut terlalu luas, banyak andal menjajal menawarkan definisi tentang sosiologi selaku persyaratan sementara. Menurut Pitirim Sorokin, sosiologi yakni suatu ilmu yang mempelajari: 
  • Hubungan dan dampak timbal balik antara banyak sekali gejalagejala sosial, contohnya antara gejala ekonomi dan agama, keluarga dan watak, aturan dan ekonomi, gerak masyarakat, dan politik. 
  • Hubungan dan saling dampak antara tanda-tanda-gejala sosial dan gejala-gejala nonsosial, misalnya gejala geografis, biologis, dan sebagainya. 
  • Ciri-ciri lazim semua jenis tanda-tanda-gejala sosial. 
Definisi lainnya diajukan oleh Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi. Beliau berdua membatasi pemahaman sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk pergantian-perubahan sosial. 

Struktur sosial adalah jalinan antara unsur-unsur yang pokok, adalah kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-golongan serta lapisanlapisan sosial. Proses sosial ialah dampak timbal balik antara pelbagai segi kehidupan bareng . Adanya perbedaan di setiap definisinya mengambarkan betapa luasnya objek kajian sosiologi. 

Namun pada intinya, sosiologi mempelajari relasi atau interaksi antarmanusia dalam masyarakat. Dari sekian banyak definisi sosiologi mampu ditarik kesimpulan bahwa sosiologi ialah ilmu yang mengkaji interaksi manusia dengan insan lain dalam kalangan (mirip keluarga, kelas sosial atau penduduk ) dan produk-produk yang muncul dari interaksi tersebut seperti nilai, norma serta kebiasaankebiasaan yang dianut oleh kalangan atau masyarakat tersebut.

Lahirnya Sosiologi

Sosiologi selaku ilmu, lahir pada kurun XIX. Lahirnya sosiologi berkaitan dengan terjadinya perubahan sosial masyarakat di Eropa Barat pada masa Revolusi Industri (Inggris) dan Revolusi Sosial (Prancis). Adanya revolusi tersebut berdampak pada keharmonisan dalam relasi antarwarga masyarakat. 

Terjadi kekacauan dan kesenjangan sosial di antara rakyatnya. Situasi ini mendorong seorang ahli filsafat Prancis, Aguste Comte membuat sebuah karya yang hebat. Dalam karyanya yang berjudul Course of Positive Phylosophy (1844), Comte menyebut kajian perihal kehidupan sosial manusia dengan perumpamaan sosiologi. 

Oleh hasilnya, Aguste Comte mendapat julukan sebagai Bapak Sosiologi Modern. Namun, selain Aguste Comte terdapat beberapa andal yang berupaya mengkaji kekerabatan antarmanusia mirip Karl Marx, Herbert Spencer, Emile Durkheim, dan Max Weber.

Dalam setiap ilmu wawasan terdapat objek kajian yang dipelajari. Di mana objek kajian ilmu wawasan umumnya dibatasi oleh definisi yang diajukan oleh ilmu wawasan tersebut. Sebagai teladan ilmu sosiologi. Sebelumnya telah dijelaskan perihal definisi sosiologi. 

Berdasarkan definisinya dapatkah kamu menyaksikan objek kajian dari ilmu tersebut? Cobalah kaji kembali definisi sosiologi, apa yang mampu kau peroleh? Menurut Roucek dan Warren (sebagaimana dikutip Soerjono Soekanto: 1987), sosiologi yaitu ilmu yang mempelajari kekerabatan antara manusia dengan golongan-kalangan. 

Berdasarkan definisi tersebut dapat dikenali objek kajian sosiologi yakni perilaku manusia dalam masyarakat. Lebih jelasnya sosiologi mempelajari manusia dari faktor sosial yang kita sebut masyarakat. Manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi dengan orang lain. Dalam interaksi tersebut muncul cara-cara berafiliasi yang berupa sikap. 

Dengan demikian, mampu ditarik kesimpulan bahwa objek studi atau kajian sosiologi adalah penduduk . Masyarakat dalam hal ini ialah korelasi antarmanusia dan proses sebab akhir yang muncul dari relasi tersebut.

Setelah mengetahui sebagian materi di atas, adakah pertanyaan yang timbul dalam pikiranmu? Mengapa kita perlu mempelajari sosiologi? Ketika kita mencar ilmu sosiologi, kita mempelajari diri kita sendiri selaku bagian dari masyarakat. 

Melalui sosiologi, kita mampu mengetahui nilai, norma serta kaidah-kaidah yang berlaku dalam masyarakat sebagai contoh kita berperilaku. Melalui sosiologi pula, kita bisa memahami masyarakat di sekeliling kita. Pada dasarnya, ada begitu banyak faedah dikala kita mempelajari sosiologi. Sebagai contohnya: 
  1. Sosiologi dapat menawarkan wawasan tentang acuan-contoh interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat. Melalui wawasan tentang teladan-pola interaksi tersebut, kita dapat mengenal dengan lebih jelas siapa diri kita dalam konteks korelasi antara eksklusif dan langsung, langsung dan kelompok serta kalangan dan kalangan. 
  2. Sosiologi mampu menolong kita untuk menertibkan atau mengendalikan setiap langkah-langkah dan perilaku kita dalam kehidupan bermasyarakat. 
  3. Sosiologi mampu mengkaji status dan tugas kita sebagai anggota masyarakat. 
  4. Mempelajari sosiologi, kita menjadi lebih peka, kritis serta rasional menghadapi gejala-gejala sosial yang terjadi.

 Sosiologi sebagai Ilmu

Sosiologi ialah suatu ilmu pengetahuan. Telah diterangkan sebelumnya bahwa ilmu yaitu sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan memakai kekuatan ajaran (logika). Sosiologi telah menyanggupi syarat-syarat ilmu tersebut. 

Oleh alasannya adalah itu, sosiologi dapat disebut sebagai ilmu. Sebagai ilmu, sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri di mana objeknya adalah masyarakat. Menurut Harry M. Johnson dalam bukunya Sosiology: A Systemic Introduction (1967), setiap ilmu mempunyai karakteristik yang khas. Begitu juga sosiologi, karakteristik keilmuan sosiologi selaku berikut. 
  • Sosiologi bersifat empiris, artinya sosiologi itu mendasarkan diri pada pengamatan dan akal sehat, bukan atas dasar wahyu atau hasil spekulasi. 
  • Sosiologi bersifat teoretis, artinya sosiologi berusaha memberi ikhtisar (summary) yang memperlihatkan kekerabatan pernyataan atau proporsi-proporsi secara logis. 
  • Sosiologi bersifat kumulatif, artinya teori-teori sosiologi dibangun atas dasar teori yang sudah ada. Teori-teori baru yang lebih besar dan luas, pada dasarnya ialah penyempurnaan teori-teori yang sudah ada. 
  • Sosiologi bukan budbahasa, artinya sosiologi bukan aliran tentang tata susila. Para sosiolog tidak membahas apakah sebuah tingkah laku sosial itu baik atau buruk. Tugas seorang sosiolog yakni mengungkap atau menerangkan langkah-langkah sosial sebagai fakta sosial. 
Selain itu, bila dilihat dari sifat hakikatnya, sosiologi mempunyai beberapa karakteristik. Di mana karakteristik-karakteristik tersebut bisa memilih ilmu pengetahuan macam apakah sosiologi tersebut. Sifat hakikat sosiologi sebagai berikut. 
  • Sosiologi ialah ilmu sosial bukan merupakan ilmu wawasan alam ataupun ilmu pengetahuan kerohanian. 
  • Sosiologi bersifat kategoris dan bukan normatif, artinya sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini dan bukan mengenai apa yang terjadi atau semestinya. 
  • Sosiologi ialah ilmu murni dan bukan merupakan ilmu wawasan terapan.
  • Sosiologi merupakan ilmu wawasan yang abstrak dan bukan ilmu pengetahuan yang konkret. Artinya, bahwa yang diperhatikan ialah bentuk dan teladan-pola kejadian dalam penduduk , tetapi bukan wujudnya yang aktual. 
  • Sosiologi bertujuan untuk mendapatkan pola-contoh biasa interaksi. 
  • Sosiologi merupakan ilmu wawasan yang empiris dan rasional. 
  • Sosiologi ialah ilmu pengetahuan yang umum dan bukan ialah ilmu pengetahuan yang khusus. Artinya, sosiologi mempelajari tanda-tanda biasa yang ada pada setiap interaksi antarmanusia.

Baca Juga
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url